TITIK TERANG PENULIS PEMULA
(ASSA)
Sangat menginspirasi! Ya, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan La Ode Fitriyadi Nursyawal, sosok yang biasa disapa Kak Yadi, dosen pengajar di Universitas Muhammadiyah Buton di kota Baubau, Sultra. Betapa tidak, disamping ia memberikan pengajaran kepada para Mahasiswanya, disela-sela waktunya, ia selalu menyempatkan diri untuk menorehkan ide serta gagasan yang ia miliki. Cerita demi cerita ia torehkan dan ia abadikan di sebuah situs blogger miliknya,’’Yadi La Ode.blogspot. com’’. Alhasil, sebuah cerita yang berlatar perjalanan seorang pemuda yang bercita-cita tinggi untuk membangun desanya, yang ia sematkan pada ajang kompetisi ‘’Potret Kebangsaan’’ dan ‘’Catatan Cinta Kebangsaan’’, membuahkan hasil yang luar biasa, ia dinobatkan sebagai Pemenang II yang ditampilkan melalui akun kompetisi tersebut. Sebagai penulis pemula kelas kakap( saya katakan demikian, sebab saya sangat terinspirasi) sementara ia sempat tidak percaya namanya masuk sebagai pemenang II dalam ajang tersebut, ia tidak menyangka namanya mendampingi pemenang pertama yang sudah tak asing di situs Kompasiana, sebuah situs yang memuat beragam mode tulisan yang selektif. Namun itulah adanya dan sekali lagi bahwa ini adalah perolehan yang luar biasa. Syukur dan terima kasih senantiasa terlantun dari bibirnya kepada semua orang yang telah memberinya motivasi untuk mengembangkan bakatnya sebagai penulis, dukungan dan ucapan selamat, tak kalah mengalir kepada dirinya, bahkan seorang penggubah buku yang berjudul ‘’Melawan Stereotip’’, Tasrifin Tahara (Penulis asal Buton), tak lupa memberikan ucapan selamat serta masukan. Menurutnya, cerita yang berjudul ‘’ Mimpi Pemuda Membangun Desa’’, memiliki lokus yang kecil tapi implikasinya sangat inspiratif, sebuah masukan yang bermanfaat. Yadi berucap ‘’Terima kasih Ka’ Iping (Sapaan Tasrifin Tahara), saya bangga sekali bisa masuk salah satunya. Semua tidak terlepas dari motivasi senior.
Dalam sebuah tulisannya yang lain ‘’ Sekali Lagi, Terima Kasih’’, ia mengatakan bahwa ‘’sebuah penghargaan baru saja kudapatkan. Tetapi bukan berarti semua akan berakhir dan lenyap begitu saja. Ini adalah garis star untuk terus berlari, berlari diantara hiruk pikuk kerasnya hidup. Ini adalah titik dimana kita memekakan diri terhadap alam dan realita kehidupan lalu menabur banyak kejujuran ditengah krisis moralitas. Ini adalah masa dimana kita terus menggali segala potensi yang dimiliki, menggunakan akal sehat, berusaha meraih prestasi, semua untuk cita-cita yang diharapkan’’. (Yadi La Ode)
***
Yadi adalah pribadi yang cerdas dan penyayang dan sebagai senior, ia senantiasa memberikan motivasi kepada kami, adik-adiknya untuk mengembangkan bakat-bakat bawaan yang kami miliki, ia juga memiliki jiwa humoris yang sering adanya ketika kami tengah berkumpul berdiskusi, menu fun tak segan ia suguhkan kepada kami sehingga keakrabanpun tercipta. Namun, ahir-ahir ini saya belum pernah bertemu dengannya, ya! Untuk memberi ucapan ‘’selamat’’ kepadanya, seperti yang dilakukan oleh adik-adiknya yang lain, dan melalui tulisan kecil inilah saya ucapkan ‘’Selamat’’, kepada kanda Yadi La Ode dan cerita ‘’Mimpi Pemuda Membangun Desa’’, sangat menginspirasi. Saya teringat dengan apa yang pernah ia sampaikan kepada saya bahwa ‘’Bacalah buku, dan ikatlah setiap makna yang dikandungnya, lalu tuliskan sebab itulah cara untuk melawan kematian.
Sebagai penutup, saya mengutip kalimat bijak dari Negeri Borneo, bahwa ‘’ Cerita harus dikatakan, cerita harus didengarkan dan cerita harus dituliskan’’. Terima kasih, ka’ Yadi, saya sangat terinspirasi.
Baubau, 14/03/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar