Nada Harapan di’’Puncak Palagimata’’
Oleh: ASSA
Di suatu senja,,ku duduk di puncak bukit Palagimata menatap indahnya
langit yang dihiasi dengan pancaran sinar surya senja sore itu,sambil
mengingat indahnya pertemuanku beberapa waktu yang lalu dengan seorang
gadis,Arni namanya.
Arni, bukanlah gadis yang asing bagiku,dia adalah salah satu teman
lamaku di kampung yang sekarang dia juga adalah salah satu dari
banyaknya teman gadisku yang berusaha merintis masa depan.Saudara
pembaca yang budiman,,,di saat saya masih terhanyut menikmati indahnya
sore itu,saya di kagetkan dengan sosok seorang gadis yang datang
menghampiriku,Dan dia adalah Arni tentunya. Saat itu,entah mengapa, saya
merasakan aliran darah yang ada di dalam tubuhku ,mengalir dengan
kencang dan jantungku berdetak tidak karuan,apakah karena sudah lama
saya tidak berjumpa dengannya atau mungkin cara sapaannya yang sempat
membuat hatiku terasa sedang menikmati indahnya lantunan,,lagu’’Maher
zain’’. Dan di saat itu juga saya merasakan indahnya awan sore
”bersorak riang gembira,seraya berjalan menuju tempat
dudukku,menggenggam tanganku,dan membisikkan sesuatu di telingaku
bahwa”ajaklah dia,ajaklah dia merasakan indahnya hatimu”,jangan biarkan
ia berlalu,karena dia tidak akan menghampirimu untuk kedua
kalinya.Saudara pembaca yang budiman…Arni sebenarnya bukanlah gadis yang
cantik-cantik amat,dia juga berasal dari keluarga yang sederhana, tapi
satu hal yang membuat saya kagum adalah konsistensi dan komitmen,serta
keramahan yang mampu mendobrak setiap pintu hati pendengar
kalimat-kalimat yang dia miliki yang tertanam pada dirinya,sehingga saat
itu membuatku gerogi dan berpura,seakan-akan saya tidak memperhatikan
ke datanganya pada saat itu…saudara pembaca yang budiman,,Selangkah demi
selangkah Arni menghampiriku,hingga akhirnya dia tepat berada di
sampingku,seraya melantunkan kata-kata sapaannya padaku yang tidak
pernah terbayang olehku sebelumnya.Arni
:”Hai lelaki yang sedang melamun..apa yang hendak kamu perbuat di
tempat ini….?dia bertanya padaku…Mendengar sapaannya,jantungku kembali
berdetak membludag bagai ledakan bom atom di Hiroshima dan
Nagasaki.Kegerogianku membutnya menunggu hingga beberapa detik sampai
saya menjawab pertanyaanya.”Saya sedang menikmati indahnya sore hari
yang begitu indah yang di hiasi pancaran surya senja kemerahan di ufuk
barat.”Coba kamu pandangi awan itu,dan rasakan betapa indah ciptaan sang
Khalik”,ajakku.Ajakanku membuat diriku termotivasi untuk menghilangkan
rasa gugup yang kualami.Sehingga dengan sumbangsih kalimat yang
kutujukan untuknya,diapun merespon dan langsung memandangi sinar surya
senja itu sembari berkomentar.”iya,sungguh begitu indah ciptaan Allah
dan kita harus tidak pernah lelah untuk memuji segala ciptaan-Nya,dan
mensyukuri apa yang telah Allah subhanahu wataala persembahkan untuk
kita.Sungguh ”Meruginya saudara-saudara kita yang hanya larut dalam
menikmati karya Allah SWT,yang tidak menyadari dan mensyukuri segala
nikmat-Nya, sejak mereka di dalam kandungan,hingga saat ini .Kita
berdoa saja.Lanjutku..Mudah-mudahan dengan segera ,pintu hatinya mereka
terbuka dan menyadari segala kesalahan yang mereka telah perbuat hingga
melepaskan mereka dari belenggu setan-setan yang terkutuk,”Arni
menyambung kalimatku,dan kamipun berdua,kembali menghayati indahnya
senja itu.
Kicauan burung yang menghiasi pemandangan sore itu,dan semilir angin
puncak palagimata yang kian datang menghampiri,membuat kami semakin
larut bercanda tawa sambil memandangi awan yang seraya memuji dan kian
tersenyum manis atas keriangan kami.Jaksa
jarum jam kian berunding satu sama lain dan memvonis kami berdua untuk
kembali dan di ikuti dengan langkah gelap malam yang semakin
mendekat,dan itu semakin meyakinkan kami untuk kembali ke tempat
peraduan masing-masing.
WASALAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar